Mario Sanjaya
Sabtu, 26 Januari 2019, pukul 06.00 kami berangkat dari Jakarta menuju Puskesman Labuan. Kami sudah janjian dengan ibu Iin Tris dan ibu Sri Rejeki, rekan kerja dari ibu Ning di Puskesmas. Jam 10.00, kami tiba di Puskesmas Labuan dan langsung bertemu dengan ibu Iin dan ibu Sri Rejeki. Setelah ngobrol-ngobrol sebentar, kami lalu segera menyerahkan obat-obatan untuk nantinya diberikan kepada pasien yang membutuhkan di Puskesmas secara simbolik kepada ibu Sri Rejeki. Setelah menyerahkan obat, kami pun diantar oleh ibu Iin menuju tempat baksos berikutnya, yaitu Sekolah SMP YPP Labuan. Saat tiba, kami langsung dijamu oleh Pak Asmuni Arif, kepada sekolah dari SMP YPP Labuan. Beliau bercerita tentang kondisi sekolah pasca tsunami. Setelah kami mendengerkan cerita dari beliau, kamipun langsung memberikan alat-alat sekolah kepada anak-anak di sekolah tesebut. Setelah selesai, kami pun kembali berangkat menuju tempat baksos berikutnya diantar oleh ibu Iin.
Tidak berapa lama, kami tiba di SMA
Muhammadiyah Labuan. Kami langsung menuju ruangan kepala sekolah dan berbincang-bincang dengan beliau. Di salah satu ruang sekolah, juga terlihat bantuan-bantuan sembako dari para donator. Maklum, sekolah ini juga dijadikan posko
untuk menampung bantuan untuk korban tsunami. Setelah meminta izin dari kepala
sekolah, kami pun menyerahkan alat-alat sekolah kepada siswa siswi SMA Muhammadiyah
Labuan. Setelah selesai menyerahkan alat-alat sekolah, kami pun tidak lupa
untuk berfoto bareng lalu berpamitan untuk kembali ke Jakarta. Selesai sudah
baksos kami kali ini.
Sabtu, 22 Desember 2018 telah terjadi Gempa
dan Tsunami di Banten. Puluhan orang meninggal dan ratusan orang luka-luka
dan mengungsi. Mengetahui banyak saudara-saudara kita yang memerlukan
bantuan, keluarga besar YKBK tergerak hatinya dan memutuskan untuk melakukan
baksos di Banten.
Kami segera mencari info mengenai kondisi
disana dan memutuskan untuk segera melakukan survey terlebih dahulu. Setelah
bertanya-tanya, kami pun mendapat bantuan dari mas Mbek, yang mau mengantarkan
kami ke lokasi desa-desa yang parah terkena dampak tsunami. Kami pun janjian bertemu
dengan mas Mbek pada hari Sabtu, 12 Januari 2019 di pasar Labuan. Setelah
bertemu dengan mas Mbek, kami diajak keliling melihat tempat-tempat yang
terkena dampak tsunami dan juga diperkenalkan kepada Ketua RT setempat. Dari hasil
bertanya-tanya dengan Pak Ketua RT, kami mendapat info bahwa yang diperlukan saat
ini alat-alat sekolah. Karena untuk kebutuhan lain seperti sembako dan
bahan-bahan bangunan sudah cukup. Kami juga melihat beberapa donatur yang
datang meninjau langsung lokasi tsunami. Setelah melelah melihat beberapa
tempat yang terkena dampak tsunami, kami lalu diajak singgah ke rumah ibu Ning,
salah seorang perawat yang bekerja di Puskesmas Labuan. Rumah ibu Ning sempat dijadikan tempat pengungsian oleh warga yang terkena
tsunami. Kami dijamu oleh Bu Ning, dan disajikan durian dan rambutan dari kebunnya. Setelah ngobrol cukup lama dengan ibu Ning, kami memutuskan juga untuk
menyumbang obat-obatan baru yang masih ada di KBK ke Puskesmas tempat ibu Ning
bekerja. Obat-obatan ini sebelumnya digunakan untuk baksos pelayanan kesehatan,
tetapi masih tersisa obatnya. Kami pun berpamitan dengan ibu Ning dan kembali ke
Jakarta untuk mempersiapkan baksos yang akan dilaksanakan pada tanggal 26 Januari 2019.
Sabtu, 26 Januari 2019, pukul 06.00 kami berangkat dari Jakarta menuju Puskesman Labuan. Kami sudah janjian dengan ibu Iin Tris dan ibu Sri Rejeki, rekan kerja dari ibu Ning di Puskesmas. Jam 10.00, kami tiba di Puskesmas Labuan dan langsung bertemu dengan ibu Iin dan ibu Sri Rejeki. Setelah ngobrol-ngobrol sebentar, kami lalu segera menyerahkan obat-obatan untuk nantinya diberikan kepada pasien yang membutuhkan di Puskesmas secara simbolik kepada ibu Sri Rejeki. Setelah menyerahkan obat, kami pun diantar oleh ibu Iin menuju tempat baksos berikutnya, yaitu Sekolah SMP YPP Labuan. Saat tiba, kami langsung dijamu oleh Pak Asmuni Arif, kepada sekolah dari SMP YPP Labuan. Beliau bercerita tentang kondisi sekolah pasca tsunami. Setelah kami mendengerkan cerita dari beliau, kamipun langsung memberikan alat-alat sekolah kepada anak-anak di sekolah tesebut. Setelah selesai, kami pun kembali berangkat menuju tempat baksos berikutnya diantar oleh ibu Iin.