Penyucian Kerajaan Hati
Oleh Sudjarwo H. Mintorogo
Untuk Yang Budha. Mohon bimbingan Sang Budha. Baca parita cinta kasih 1x. Hirup napas lembut panjang kemudian keluarkan napas lembut panjang melalui hidung. Pada waktu hirup napas ucapkan dalam hatimu, “Budha Yang Pengasih, Sang Guru Sejati, sucikanlah kami.” Pada waktu hembus napas ucapkan dalam hati, “Hapuskanlah dosa dan kesalahan kami.” Lakukan selama 10 menit. Setelah itu hirup napas, ucapkan dalam hati: “Dalam kesucian Sang Guru Sejati aku bahagia.” Hembus napas, ucapkan dalam hati, “Aku kirimkan kebahagiaan bagi semua makhluk di manapun berada.” Lakukan selama 5 menit. Setelah itu bersyukur kepada Budha Yang Suci, bahwa latihan telah selesai. Semoga Sang Budha berkenan.
Saudaraku yang Katolik dan Kristen. Pembukaan dan penutupan sama dengan minggu kedua. Hirup napas dan hembus napas sama dengan yang lalu. Waktu hirup napas ucapkan dalam hati: “Roh Allah yang ketempatan suci dan kuasa, ampunilah dosa kami, sucikanlah kami.” Waktu hembus napas ucapkan dalam hati: “Damai di surga, damai di bumi, damai seluruh umat manusia.” Lakukan selama 10 menit. Kemudian berbagi kasih 5 menit. Hirup napas, “Aku bahagia, sungguh bahagia dalam kesucian Tuhan.” Hembus napas, “Aku bagikan kebahagiaanku pada seluruh umat manusia.” Semoga semua menjadi perkenan Tuhan.
Saudaraku yang muslim untuk latihan tahap ketiga penyucian (suci) ini sebagai berikut: Pembukaan dan penutupan sama dengan yang terdahulu. Demikian pula pernapasan. Waktu Hirup napas ucapkan dalam hati: “Nur Muhammad Dzatullah buka dadaku, sucikan hatiku dari dosa, sempurnakan Iman dan Islamku.” Waktu hembus napas ucapkan dalam hati: “Firman Allah sungguh nyata dalam kehidupanku.” Lakukan latihan dalam 10 menit. Setelah itu berbagi kasih. Hirup napas ucapkan dalam hati: “Aku bahagia, hatiku telah suci dari dosa.” Hembus napas ucapkan dalam hati: “Aku bagikan kebahagiaanku ke segenap penjuru dunia.” Lakukan selama 5 menit. Semoga Allah meridhoi kami.
Usaha-usaha kita dalam rangka mempercepat proses Penyucian:
III. A. Masuk dalam Penyucian
Perilaku baik bisa kita miliki oleh sebab diri kita sendiri yang menciptakannya. Bukan orang lain. Kerajaan hati kita menjadi suci bukan karena orang lain. Tuhanpun dalam hal kesucian kerajaan hati cukup dengan memberkati. Usaha kitalah yang terpenting. Mari melatih diri menciptaan kerajaan hati kita menjadi suci dengan:
- Hanya menyantap makanan yang bersih dan suci. Termasuk cara mendapatkannya.
- Termasuk di dalamnya firman/sabda sebagai santapan Roh.
- Berniat suci dalam menerima/memberi dari/untuk siapapun.
- Perintahkan hati akal budi jiwa dan raga kita supaya senantiasa berada dalam kesucian.
- Kendalikan pancaindera supaya hanya merespon segala sesuatu yang baik menurut norma hati dan suci menurut akhlak.
- Lenyapkan segala yang kotor yang sering melintas di benak kita oleh sebab pengaruh kuasa kegelapan.
- Memperjuangkan segala sesuatu berorientasi kesucian kerajaan hati (menjauhkan diri yang terkontaminasi oleh pembenaran diri).
III. B. Renungan
Ada 2 (dua) hal untuk direnungkan pada sepertiga malam terakhir hari ini:
- Sebaik-baiknya orang yang paling baik adalah mereka yang pandai merendahkan diri. Terutama di hadapan Allah Tuhan kita.
- Selagi kita masih memungkinkan apa salahnya kita menikmati segala kenikmatan dalam kehidupan dunia ini (apa saja dalam bentuk apapun kapanpun di manapun dalam situasi yang bagaimanapun) selama tidak mengurangi kadar kebersihan rohani kita. Kenikmatan duniawi/fisik justru dianjurkan untuk dinikmati agar menyempurnakan ungkapan syukur kita kepada Allah.
Jalan Tuhan: “Sudah banyak orang tahu memahami mengerti dan bijak menganalisa juga menghayati bahwa saat di sepertiga malam terakhir... nasibmu sendiri bisa ditentukan olehmu sendiri melalui persetujuan bersama antara dirimu dengan Allah Tuhan kita. Itu baru kompak yang sesungguhnya."
Kita bisa langsung baca Kitab Allah langsung yang telah ditulis Allah di hati nurani kita dibimbing oleh-Nya. Pasti akhirnya semua tahu, itu suratan takdir bagi kita masing-masing yang sudah menjadi sistem Allah di alam semesta sesuai dengan kekekalan dalam keabadian mulai dari sekarang.
Manusia pada dasarnya bebas dalam segalanya. Namun tidak satupun ada di antara kita yang bebas di hadapan Allah. Semua terbelenggu oleh sistem yang diciptakan-Nya.
III. C. Persiapan.
- Kita ada di muara sungai dekat dengan samudra. Samudra kehidupan yang sangat luas.
- Kita berada di sebuah perahu dayung yang cukup leluasa bagi gerak kita.
- Perjalanan kita cukup panjang dan jarak tempuhnyapun sangat jauh.
- Kita menuju ke hulu sungai sumber mata air dengan mendayung perahu melawan arus. Maklum, dari muara.
- Kita tak mungkin berhenti mendayung. Sekali berhenti maka perahu akan terbawa arus sungai. Kita mundur.
- Untuk maju ke hulu menjadi lebih berat lagi.
- Dengan segala kekuatan yang ada didorong tekad dan semangat pantang mundur kita akan sampai di hulu sungai sumber keluarnya air.
- Perjuangannya luar biasa.
- Begitu perjalanan kita menyatu dengan Sang Khalik yang terus menerus berkesinambungan.
- Sertai dengan kerja keras dan penyatuan rencana kita dengan Tuhan... dipastikan sampai.
Kita tidak bicara karma melainkan apa? Di dalam diri kita ada alat perekam tingkah laku dan perbuatan kita. Seperti kotak hitam di pesawat terbang. Kalau baik catatannya baik. Kalau buruk rekamannya buruk pula.
Nah, saudaraku, perekam ini selalu memancarkan getaran ke seluruh alam semesta/ jagad raya. Ini kuncinya. Orang baik akan membuat alam dan seisinya baik pula. Minimal kita akan ada pertolongan dari siapapun/apapun bentuknya sehingga kita terhindar dari keburukan/ kejahatan.
Kesimpulannya, jangan takut berbuat baik. Lakukan... Insya Allah, semua makhluk bahagia. Yang jelas kita damai sepanjang segala masa.
III. D. Motivasi & Persuasi
Tuhan menciptakan segala sesuatu yang tergelar di bumi dan bertebaran di langit sudah dengan perhitungan matang. Lagi pula secara pasti Tuhan akan mencukupi ciptaan-Nya dengan seksama, sesuai dengan hukum keseimbangan yang berlaku sesuai dengan kodrat alam. Kalau ada yang belum, pasti segera akan Tuhan cukupi. Pasti akan cukup. Kecuali keserakahan yang menguasai diri manusia itu sendiri. Keserakahan itu yang membuat manusia lupa diri sampai lupa bahwa dirinya sudah cukup.
Saudaraku, jangan berhenti merengkuh dayung. Semakin jauh dari muara akan terasa semakin berat kita mendayung. Semakin kita tinggi terbang ke angkasa semakin tipis persediaan O2/zat asam yang kita miliki. Percayalah stamina kita cukup. Yang paling berat adalah meyakini tentang stamina kita miliki untuk terbang lebih tinggi atau mendayung lebih lagi. Tuhan bersama kita dalam segalanya. Setiap pos kita mengalami ujian saudaraku. Waspadalah. Setiap tempaan hidup yang kita alami dalam kehidupan kalau kita sadari dengan baik benar-benar membahagiakan oleh itu menyucikan kita. Sungguh itu anugerah Tuhan yang diterimakan pada kita. Puji Tuhan/terpujilah Tuhan. Lebih baik kita menempa diri daripada ditempa oleh keadaan. Kalau diciptakan sendiri kesadaran itu insya Allah ada. Kalau ditempa oleh keadaan kadang keikhlasan kita ada unsur keterpaksaan. Walau hasilnya tak jauh berbeda.
III. E. Tanya Jawab
Sehubungan dengan "Setiap pos kita mengalami ujian saudaraku. Waspadalah."
(Tanya): Pak Djarwo, tentang ujian di setiap pos itu, apakah juga berlaku pada minggu-minggu tirakatan yang sedang kita lalui? Maksudnya minggu ini tahap penyucian, ada ujiannya. Lalu tahap penjernihan, ada ujiannya, dst. Mohon penjelasan pak. Terima kasih.
(Jawab): Benar. Diasumsikan semuanya mampu menjalankan masa demi masa pentahapan ajarannya dengan benar. Dari waktu ke waktu saya telah sampaikan bimbingan kepada seluruh warga termasuk yang lewat pengurus. Kalau itu dilaksanakan dengan baik insya Allah benar adanya.
Bukankah yang disampaikan sesuai dengan pentahapan penyempurnaan perkembangan tapa brata kita. Kita sudah masuk ke kerajaan hati kita. Kita sudah lakukan pembersihan kerajaan hati kita dengan baik.
T: Tadi sore saya mengalami ujian kalau begitu. Sewaktu beli barang di Carrefour. Bayar menggunakan kartu kredit, tapi struk yang saya tandatangani malah saya simpan-tidak disengaja. Kemudian struk yang jadi copy (salinan) untuk pelanggan diberikan ke saya oleh kasir. Jadinya kasir tidak pegang bukti bayar apa-apa dari saya. Sewaktu saya terima copy yang diberikan oleh kasir saya tersadarkan, bahwa terjadi kesempatan untuk tidak membayar. Syukur saya langsung memberikan struk yang telah ditandatangani. Kalau tidak pastinya kasir tersebut yang harus mengganti ke perusahaan.
J: Kita sekarang lagi menyelesaikan masa penyucian. Insya Allah penataran ini disadari dan dimengerti serta dilaksanakan. Kalau benar maka indikasinya ada ujian di setiap pentahapan.
T: Kejadian ini tak ada yang tahu, pak. Tinggal apa reaksi saya saat itu. Kalau timbul niatan jahat-saya jadi tidak membayar.
J: Tuhan Maha Tahu. Hati kita pun tahu. Tuhan menguji di setiap saat yang dikehendaki-Nya untuk meningkatkan kita. Terima kasih atas semuanya.
Suatu ketika akan sampai pada akhir tapa brata kita. Kita sendiri juga yang tahu kita lulus atau ditunda kelulusannya. Bahkan ada orang yang sama sekali tak merasa bahwa ada ujian jadi tidak tahu pertapaannya/tirakatnya benar atau salah. Benar tirakat atau tidakpun bisa menjadikan ukuran sejauh mana keberhasilan yang bisa kita capai.
Nb. Pertanyaan seorang murid terjalin pada tapa brata periode tahun 2013 (19 Oktober – 6 Desember 2013)
III. F. Sabda-Nya Menghapus Dosa
III. F.1. Tuhan Maha Suci dan Maha Kuasa.
Kesucian dan kekuasaan Tuhan di dunia dimandatkan pada Sang Guru Sejati (Roh Allah/Roh Kudus). Sang Guru Sejati ketempatan suci dan kuasa. Sang Guru Sejati ada di dalam hidup kita. Kita adalah Bait Allah yang mestinya suci oleh sebab Roh Allah berkarya di dalam hidup kita. Itu fitrah manusia.
Saudaraku, berikan kesempatan bagi Tuhan berkarya melalui Roh-Nya yang ada di Hidup kita dengan pengertian "Sucikan dirimu oleh sebab engkau adalah Bait Allah yang selalu mandapatkan pancaran Kasih-Nya dan itu bisa disempurnakan melalui Kesucian yang terus menerus ditingkatkan secara bertahap". Insya Allah.
Oleh sebab Dia ada di dalam aku dan Dia ada di kamu maka kamu dan aku ada dalam kuasa-Nya. Dengarkan Sabda-Nya dan laksanakan Firman-Nya karena hanya dengan itu engkau disucikan. Amin.
III. F.2. Dosa Manusia
Dosa besar yang kokoh bercokol pada diri kita adalah kesombongan dan bermegah diri, merasa diri lebih baik dari sesama. Merasa yang paling benar yang lain salah. Merasa dirinya berderajat lebih tinggi sementara yang lain dianggap lebih rendah.
Hati-hatilah, saudaraku! Itu tipu jerat setan. Dosa besar yang sering kita merasa tidak dosa. Sudahkah kita lulus dari ujian pada pentahapan ini? Waspadalah!
Maaf saudaraku, bukan kemegahan dan kesaktian yang bisa saya sampaikan kepadamu melainkan berjalan yang lurus, jalan Tuhan. Kita selalu merendahkan diri, oleh sebab itu kita akan ditinggikan.
Adalah suatu hal yang tidak baik bila rasa ini masih ada di diri kita:
- Membedakan suku.
- Membedakan warna kulit.
- Campur tangan terhadap kepercayaan atau agama yang dianut orang lain.
- Merasa lebih tinggi/lebih rendah dari yang lain.
- Dll yang serupa.
Yang membedakan kita di hadapan Tuhan hanyalah tingkat ketaqwaan kita. Kita melaksanakan perintah Tuhan dengan maksimal kemampuan yang Tuhan satukan dalam diri kita. Dan kita menjauhkan diri dari hal-hal yang dilarang Tuhan. Kita berjalan di jalan yang telah disiapkan dan direncanakan Tuhan. Sebetulnya sederhana saja kok. Mari kita teguhkan komitmen kita dengan Sang Guru Sejati untuk berjalan di jalan Tuhan. Jalan Tuhan itu yang mana? Jalan yang dibimbingkan Sang Guru kepada kita. Terpujilah Tuhan.
III. F.3. Kesempatan
Berbekal masih muda dengan semangat membara, tak ada yang tak bisa dicapai walau tantangan seberapapun. Usia muda, satu modal yang sangat pas untuk menimba ilmu dan pengalaman yang maksimal. Capai bintang-bintang di langit. Gali ilmu, tingkatkan kemampuan, meskipun mesti berpijak pada keterbatasan kita sebagai manusia tetap diperhitungkan. Tak ada yang tak bisa dicapai. Sesuaikan dirimu dalam menggapai cita sesuai dengan rencana Tuhan.
Selamat berjuang, dayung lebih lagi, terbang lebih tinggi lagi. Tuhan memberkahi. Jangan sia-siakan waktu untuk hal-hal yang tidak perlu demi tugasmu berbakti pada orang tuamu, agamamu, bangsa dan negaramu, dan pada sesamamu dapat terlaksana dengan baik. Untuk itu diperlukan bekal yang cukup, lahir maupun batin. Kematangan spiritual mutlak perlu dimiliki. Berlatihlah! Berjalanlah di jalan yang telah disiapkan dan difasilitasi Sang Guru Sejati. Kehadiran kita semoga bermanfaat bagi sesama di manapun kita berada oleh sebab terang Tuhan insya Allah bersama kita.
III. F.4. Kebersamaan
Memang untuk sebuah kebersamaan itu di satu sisi sangat mengganggu kebebasan pribadi kita walau di sisi lain kita mendapatkan kekuatan yang luar biasa. Untuk menyapu, sebuah lidi sangat sulit bisa menghasilkan lantai yang bersih. Tapi kalau sudah menjadi sebuah sapu yang kuat ikatannya, kemampuannya menjadi luar biasa. Sulit untuk dipatahkan. Falsafah sebuah sapu lidi.
III. F.5. Usaha Yang Benar
Segala aktivitas kita mesti benar, sesuai norma kehidupan yang benar. Menggunakan panca indra yang benar, menghindari hal yang melanggar aturan kehidupan yang benar. Kalau dalam ajaran Budha ada istilah Delapan Jalan Kebenaran.
Hakekat Delapan Jalan Kebenaran adalah "Jalan Tuhan". Luruskan jalan Tuhan sesuai norma yang benar. Supaya tubuh jiwa dan Roh menyatu mesti diawali dengan makan makanan yang benar. Termasuk di dalamnya santapan jasmani dan Firman/Sabda.
Semoga menjadi perkenanmu sekalian para saudaraku dalam Kasih Tuhan.
III. F.6. Berkat
Tuhan menciptakan segala sesuatu yang tergelar di bumi dan bertebaran di langit sudah dengan perhitungan matang. Lagi pula secara pasti Tuhan akan mencukupi ciptaan-Nya dengan seksama, sesuai dengan hukum keseimbangan yang berlaku sesuai dengan kodrat alam. Kalau ada yang belum, pasti segera akan Tuhan cukupi. Pasti akan cukup. Kecuali keserakahan yang menguasai diri manusia itu sendiri. Keserakahan itu yang membuat manusia lupa diri sampai lupa bahwa dirinya sudah cukup.
III. F.7. Firman/Sabda
Saudaraku adalah sungguh baik dan bijaksana kalau kita mulai rajin dan membuka lembaran-lembaran Kitab Suci yang disediakan Tuhan di hati suci kita. Membacanya kata demi kata, kalimat demi kalimat. Sungguh itu Al-Kitab yang langsung dari Tuhan untuk kita sebagai petunjuk nyata yang benar. Pandai-pandailah membaca dan yang teliti. Insya Allah berkah. Amin.
Kalau benar tapa brata kita sesuai bimbingan Sang Guru Sejati insya Allah kita mulai dibimbing membaca dengan baik dan benar. Kita ada di tahapan penyucian. Jadi sudah boleh membaca Al-Kitab yang ditulis Tuhan di hati kita. Sudah barang tentu selalu mohon bimbingan dan campur tangan Tuhan, cara membacanya.
III. F.8. Taat dan Setia
Tertib berkesinambungan. Imanmu yang menyempurnakan stamina tapa brata/mati ragamu. Jangan berhenti di tengah perjalanan. Gunakan tali kasih yang dianugerahkan Tuhan pada kita. Kita akan kuat sampai tujuan. Bapak perhatikan dari Maruya, sudah pada hilang terkuras semangatnya. Memang tubuh itu lemah. Bapak jadi bertanya, masih mau diteruskan?
Jangan takut, bapak tetap membimbingmu, bimbingan kasih orang tua terhadap anak-anaknya. Tuntunan guru kepada para anak asuhannya. Belaian seorang pengasuh terhadap bayi yang baru beranjak bisa berjalan, mesti penuh dengan kesabaran. Merengek, menangis, merajuk, kesal kalau perlu memaki-maki itu sering dilakukan tetapi orang tua selalu memakluminya.
Seorang bayi berumur 11 bulan inginnya berlari kencang. Walaupun baru selangkah berjalan sudah terjatuh. Tapi kelebihan si bayi tak pernah hilang semangatnya. Dia terus berlatih. Dan, orang tua dengan sabar menantikan anaknya sampai mahir berjalan sampai berlari. Bagi orang tua, itu sudah menjadi kewajiban. Nilai KASIH yang tak terukur bila dibandingkan dengan apapun juga.
Selamat berjuang anak-anakku. Semoga Tuhan selalu menyertaimu sekarang, nanti, besok, lusa sampai selama-lamanya. Suatu ketika nanti kamu pasti akan mampu berlari kencang. Dan jangan lupa ya kalau ada orang jompo, orang tak berpakaian, orang kehujanan, orang kepanasan, orang lumpuh, orang pincang, orang tak punya kaki, orang buta, orang tuli, orang kelaparan, dsb itu menjadi tanggung jawab moral kita lho!
Salam Bahagia dan Sejahtera dalam kasih Tuhan.