VII. Penobatan
Oleh Sudjarwo H. Mintorogo
Latihan pernapasan menggunakan "Pernapasan 2" dalam 3 macam pernapasan masing-masing dengan durasi 10 menit. Pernapasan dada, waktu 10 menit, napas panjang dan lembut baik hisap maupun hembus. Pernapasan perut, waktu 10 menit, napas panjang dan lembut baik hisap maupun hembus. Pernapasan diafragma, waktu 10 menit, napas panjang dan lembut baik hisap maupun hembus.
Konsentrasikan mengucap dalam hati: Waktu hisap, “Kalau engkau telah lulus pada-Ku, Aku telah lulus padamu, engkau adalah Aku.” Waktu hembus, "Aku adalah engkau, engkau Aku angkat jadi sahabat-Ku, tanpa Aku engkau tiada sampai kepada-Ku.” General repetisi pernapasan ini nantinya bisa digunakan sepanjang kehidupan kita dalam rangka kesempurnaan penyatuan kita yang ditandai/ditengarai Penobatan Kita.
Pesan/amanat: Latihan Penobatan sama sekali tidak boleh diberikan kepada siapapun walaupun Guru Pembimbing mengetahui. Segala resiko pelanggaran yang terjadi bukan menjadi tanggung jawab Guru Pembimbing.
Semua latihan yang telah dirangkum dalam 7 tahap memang hasilnya tidak langsung bisa kita rasakan. Apalagi tiap tahap hanya ditempuh dalam waktu 7 hari 7 malam. Dan itupun sambil lalu.
VII. A. Keberhasilan
Seandainya latihan ini diselenggarakan dengan sungguh-sungguh tanpa ada aktivitas yang lain baru hasilnya langsung bisa dirasakan/dinikmati. Itupun tapa bratanya sepanjang waktu 49 hari berkesinambungan dalam pengawasan langsung. Namun, paling tidak kita sudah mengenal latihan yang mengantarkan kita untuk komunikasi 2 arah dengan Sang Guru Sejati sampai menyatu Sang Guru Sejati kemudian kita bisa latihan semasa masih hidup di dunia ini menghadap Sang Khalik. Selama latihan pernapasan dan tapa bratanya benar serta berkesinambungan, Pembimbing menjamin kesuksesannya.
Semoga apa yang telah disajikan membekali diri kita masing-masing. Kalau ada bonus dari Tuhan dari tapa brata kita nanti akan disampaikan saat penutupan. Salam KBK, Bahagia dan Sejahtera. Amin
Kita awali karya baru dengan semangat baru dan cita-cita baru. Selamat menyatu dengan Maha Karya Tuhan Semesta Alam. Apa yang aku pikirkan, aku rasakan pula. Demikian pula denganmu wahai sahabatku. Jelang 1/3 malam terakhir. Suasana keheningan yang akurat untuk komunikasi dengan Sang Guru Sejati.
Lewat tengah malam, jelang 1/3 malam terakhir. Dengarkan Sabda Tuhan yang selalu membimbing kita ke jalan yang lurus sebagaimana jalan yang pernah dilalui para pendahulu kita. Jalan kebenaran sesuai dengan petunjuk-Nya. Ikutilah petunjuk dan bimbinganNya oleh sebab Dialah yang dipercaya oleh-Nya mengemban amanat Kasih Yang Tiada berkesudahan. Abadi sepanjang segala masa.
Keheningan tak akan cepat berlalu walau 1/3 malam terakhir telah berlalu oleh sebab keheningan tidak terikat oleh ruang gerak dan waktu melainkan menyatu dalam kesempurnaan Kasih yang kita rasakan. Tuhan menyempurnakanmu melalui SabdaNya yang berkesinambungan. Tiada berkesudahan.
Jalan Tuhan belum tentu yang tercepat. Bukan pula yang termudah. Tetapi sudah pasti yang terbaik. Berangkat dari niatan tulus mengabdi pada Tuhan Yang Maha Esa, menyatu dengan setiap insan penghuni dunia yang berkenan menyempurnakan ketakwaan kepada-Nya, kita membuka lembaran baru menguak tabir Rahasia Kasih Allah.
Lebih baik merendah dari pada meninggikan hati, apalagi di hadapan Tuhan. Lebih baik memaafkan dari pada menunggu permintaan maaf. Lebih baik menyayangi daripada mengharapkan disayangi. Lebih baik mencintai/memperhatikan daripada menuntut cinta/perhatian. Daripada bermalas-malasan lebih baik membaktikan diri pada kehidupan. Dari pada merenungi kegagalan lebih baik menyongsong hari esok yang lebih baik lagi. Selamat Berjuang Tuhan ada padamu. Jangan takut berbuat baik sekecil apapun terutama yang bermanfaat bagi sesama!
VII.B. Hidup Dibimbing Guru Sejati/Roh Kudus/Dzat Allah
Kita berdoa bersama. Dari kita untuk kita, persembahan rutin kita terhadap Tuhan. Makin sering kita memohon semakin sayang Tuhan kepada kita. Insya Allah. Senin Kamis 22. Semoga menjadi perkenan-Nya. Amin.
Kita memasuki pasar dunia berkarya mengemban misi Ke-ILLAHI-an kita ikut meramaikan kehidupan dunia. Bedanya kita dengan yang lain, kita telah dibekali tugas dalam kehidupan ini oleh Yang Maha Kuasa. Kita tidak boleh menyimpang dari pakem yang ada yaitu satu-satunya rencana dan kehendak yang sama antara kita dengan Tuhan Yang Maha Esa. Inilah jalan Tuhan, ialah jalan kebenaran dan hidup yang mesti kita ikuti.
Makin panjang napas seseorang semakin panjang pula usianya. Makin lembut pernapasannya semakin lembut pula budi pekertinya, semakin mulia pula akhlaknya. Berbahagialah orang yang selalu rajin menyempurnakan tingkat pernapasannya karena dengan itu semakin tertata pula tingkat kehidupannya.
Kesempurnaan melayani Tuhan menjadi janji kita menjelang berlalunya bulan tirakatan kita. Semoga kita tetap menjaga buah tapa brata kita. Aku tinggalkan bagimu sebagai pewarisku dalam 3 hal:
Kitab Tuhan di dalam lubuk hati sanubari kita sungguh lengkap. Segala hal yang menyangkut hidup, kehidupan serta penghidupan manusia dan seisi alam semesta ada tertulis di situ bahkan juga tentang kehidupan yang kekal setelah kehidupan dunia. Sungguh sayang tidak semua bisa membacanya. Yang bisa membacanya Roh Tuhan sendiri, Guru kita yang tunggal. Yang bertahta di Singgasana Kerajaan Hati kita. Lalu, bagaimana usaha kita untuk mampu membacanya?
Sementara kita membaca Kitab Suci agama kita masing-masing, itu juga sudah cukup. Itu saja kita jarang buka untuk baca. Tapi kalau mau baca Kitab Suci yang ditulis oleh Tuhan, duduklah di Singgasana Kerajaan Hati kita.
Tentu saja untuk duduk di Singgasana Kerajaan Hati kita perlu pembelajaran dan ajaran itu milik Sang Guru Sejati yang dari semula duduk di Singgasana Kerajaan Hati umat manusia.
Yang telah kita tempuh selama 49 hari di bulan tirakatan kita adalah salah satu metode yang diajarkan Sang Guru Sejati pada kita. Baru salah satu metode. Sang Guru Sejati sungguh bijaksana.
Masa "Bulan Tirakatan" kita tahun ini segera berlalu. Kita boleh saling tukar pengalaman dari perjalanan kita melakukan tapa brata. Walaupun misalnya kita tahu bahwa hasil tapa brata sehubungan dengan komunikasi timbal balik dengan yang telah dari semula mendapat perkenan Tuhan duduk di Singgasana Kerajaan Hati itu baru sedikit dan merasa belum lulus karena faktanya demikian, Tuhan melalui Roh-Nya dapat dipastikan akan memberikan bonus pada kita. Hal itu karena kasih-Nya yang tiada berkesudahan.
Berbahagialah kita yang senantiasa menyatukan segenap rencana dan kehendaknya dengan segenap rencana dan kehendak Tuhan. Karena dengan itu akan menjadi sempurna adanya.
Semoga menjadi perkenan-Nya. Amin.
Hari ini, hari terakhir "Bulan Tirakatan" kita. Kita sendiri sudah bisa mengukur seberapa jauh kita berjalan, seberapa setia kita menggapai Kasih Allah. Hanya diri kita sendiri dan Allahlah yang mengetahui. Semakin jauh kita berjalan semakin setia kita menggapai Kasih Allah membuat kita semakin merindukan-Nya. Sungguh kita merindukan Kasih-Nya yang bisa kita rasakan melalui silaturahmi kita kehadirat-Nya.
Semua doa kita pasti dikabulkan dan seluruh ibadah kita melalui tapa brata atau perbuatan baik kita lainnya pasti menjadi catatan tersendiri bagi Allah. Kotak hitam yang biasa ada di pesawat terbang dikelola sendiri oleh Sang Guru Sejati. Di dalam hati kita ada alat perekam yang canggih tiada banding yang selalu merekam apa yang telah kita lakukan termasuk yang masih direncanakan dan dikehendaki. Oleh sebab itu jangan kaget kalau di pengadilan akhir nanti, di saat rekaman itu dibuka, semua rekaman perjalanan hidup kita akan nampak jelas.
Bagaimana halnya saudaraku, dengan rekaman buruk kita yang merupakan catatan tentang tingkah laku kita supaya bisa terhapus dan diganti dengan semua yang baik? Itu kewenangan Sang Guru Sejati/Sang Mardikengrat/Sang Roh Allah yang di saat kita masih hidup di dunia bertahta di Singgasana Kerajaan Hati kita.
Saudaraku, mari kita bersama-sama mengusahakan pada waktu kembali memasuki alam kekekalan nanti dalam minimal dalam keadaan murni. Bebas dari kontaminasi apapun yang yang membuat kedua kaki kita tertancap terus di bumi. Dari saat masih di dunialah semua itu kita perjuangkan. Kenikmatan dunia sangatlah perlu tetapi kenikmatan akhirat lebih perlu lagi. Mengapa demikian? Karena di akhirat itu kekal adanya.
Saudaraku, kini saatnya bapak undur diri dari percaturan tentang Penobatan memasuki kemandirian langkah selanjutnya menjadi teman seperjalanan denganmu. Selamat menduduki Singgasana Kerajaan Hatimu bersama Sang Guru Sejati, menyatu dalam Maha Karya Tuhan. Semoga semuanya menjadi bermanfaat bagi kita. Dalam nama dan kemuliaan Tuhan. Insya Allah.
Salam KBK, Bahagia dan Sejahtera. Amin
Oleh Sudjarwo H. Mintorogo
Latihan pernapasan menggunakan "Pernapasan 2" dalam 3 macam pernapasan masing-masing dengan durasi 10 menit. Pernapasan dada, waktu 10 menit, napas panjang dan lembut baik hisap maupun hembus. Pernapasan perut, waktu 10 menit, napas panjang dan lembut baik hisap maupun hembus. Pernapasan diafragma, waktu 10 menit, napas panjang dan lembut baik hisap maupun hembus.
Konsentrasikan mengucap dalam hati: Waktu hisap, “Kalau engkau telah lulus pada-Ku, Aku telah lulus padamu, engkau adalah Aku.” Waktu hembus, "Aku adalah engkau, engkau Aku angkat jadi sahabat-Ku, tanpa Aku engkau tiada sampai kepada-Ku.” General repetisi pernapasan ini nantinya bisa digunakan sepanjang kehidupan kita dalam rangka kesempurnaan penyatuan kita yang ditandai/ditengarai Penobatan Kita.
Pesan/amanat: Latihan Penobatan sama sekali tidak boleh diberikan kepada siapapun walaupun Guru Pembimbing mengetahui. Segala resiko pelanggaran yang terjadi bukan menjadi tanggung jawab Guru Pembimbing.
Semua latihan yang telah dirangkum dalam 7 tahap memang hasilnya tidak langsung bisa kita rasakan. Apalagi tiap tahap hanya ditempuh dalam waktu 7 hari 7 malam. Dan itupun sambil lalu.
VII. A. Keberhasilan
Seandainya latihan ini diselenggarakan dengan sungguh-sungguh tanpa ada aktivitas yang lain baru hasilnya langsung bisa dirasakan/dinikmati. Itupun tapa bratanya sepanjang waktu 49 hari berkesinambungan dalam pengawasan langsung. Namun, paling tidak kita sudah mengenal latihan yang mengantarkan kita untuk komunikasi 2 arah dengan Sang Guru Sejati sampai menyatu Sang Guru Sejati kemudian kita bisa latihan semasa masih hidup di dunia ini menghadap Sang Khalik. Selama latihan pernapasan dan tapa bratanya benar serta berkesinambungan, Pembimbing menjamin kesuksesannya.
Semoga apa yang telah disajikan membekali diri kita masing-masing. Kalau ada bonus dari Tuhan dari tapa brata kita nanti akan disampaikan saat penutupan. Salam KBK, Bahagia dan Sejahtera. Amin
Kita awali karya baru dengan semangat baru dan cita-cita baru. Selamat menyatu dengan Maha Karya Tuhan Semesta Alam. Apa yang aku pikirkan, aku rasakan pula. Demikian pula denganmu wahai sahabatku. Jelang 1/3 malam terakhir. Suasana keheningan yang akurat untuk komunikasi dengan Sang Guru Sejati.
Lewat tengah malam, jelang 1/3 malam terakhir. Dengarkan Sabda Tuhan yang selalu membimbing kita ke jalan yang lurus sebagaimana jalan yang pernah dilalui para pendahulu kita. Jalan kebenaran sesuai dengan petunjuk-Nya. Ikutilah petunjuk dan bimbinganNya oleh sebab Dialah yang dipercaya oleh-Nya mengemban amanat Kasih Yang Tiada berkesudahan. Abadi sepanjang segala masa.
Keheningan tak akan cepat berlalu walau 1/3 malam terakhir telah berlalu oleh sebab keheningan tidak terikat oleh ruang gerak dan waktu melainkan menyatu dalam kesempurnaan Kasih yang kita rasakan. Tuhan menyempurnakanmu melalui SabdaNya yang berkesinambungan. Tiada berkesudahan.
Jalan Tuhan belum tentu yang tercepat. Bukan pula yang termudah. Tetapi sudah pasti yang terbaik. Berangkat dari niatan tulus mengabdi pada Tuhan Yang Maha Esa, menyatu dengan setiap insan penghuni dunia yang berkenan menyempurnakan ketakwaan kepada-Nya, kita membuka lembaran baru menguak tabir Rahasia Kasih Allah.
Lebih baik merendah dari pada meninggikan hati, apalagi di hadapan Tuhan. Lebih baik memaafkan dari pada menunggu permintaan maaf. Lebih baik menyayangi daripada mengharapkan disayangi. Lebih baik mencintai/memperhatikan daripada menuntut cinta/perhatian. Daripada bermalas-malasan lebih baik membaktikan diri pada kehidupan. Dari pada merenungi kegagalan lebih baik menyongsong hari esok yang lebih baik lagi. Selamat Berjuang Tuhan ada padamu. Jangan takut berbuat baik sekecil apapun terutama yang bermanfaat bagi sesama!
VII.B. Hidup Dibimbing Guru Sejati/Roh Kudus/Dzat Allah
Kita berdoa bersama. Dari kita untuk kita, persembahan rutin kita terhadap Tuhan. Makin sering kita memohon semakin sayang Tuhan kepada kita. Insya Allah. Senin Kamis 22. Semoga menjadi perkenan-Nya. Amin.
Kita memasuki pasar dunia berkarya mengemban misi Ke-ILLAHI-an kita ikut meramaikan kehidupan dunia. Bedanya kita dengan yang lain, kita telah dibekali tugas dalam kehidupan ini oleh Yang Maha Kuasa. Kita tidak boleh menyimpang dari pakem yang ada yaitu satu-satunya rencana dan kehendak yang sama antara kita dengan Tuhan Yang Maha Esa. Inilah jalan Tuhan, ialah jalan kebenaran dan hidup yang mesti kita ikuti.
Makin panjang napas seseorang semakin panjang pula usianya. Makin lembut pernapasannya semakin lembut pula budi pekertinya, semakin mulia pula akhlaknya. Berbahagialah orang yang selalu rajin menyempurnakan tingkat pernapasannya karena dengan itu semakin tertata pula tingkat kehidupannya.
Kesempurnaan melayani Tuhan menjadi janji kita menjelang berlalunya bulan tirakatan kita. Semoga kita tetap menjaga buah tapa brata kita. Aku tinggalkan bagimu sebagai pewarisku dalam 3 hal:
- Kitab Suci yang tersimpan di dalam Hati yang terdalam (Singgasana Kerajaan Hati).
- Senin Kamis 22 (Hikmah tapa brata dan doa bersama).
- Sujud Madya Ratri dan hening di 1/3 malam terakhir.
Kitab Tuhan di dalam lubuk hati sanubari kita sungguh lengkap. Segala hal yang menyangkut hidup, kehidupan serta penghidupan manusia dan seisi alam semesta ada tertulis di situ bahkan juga tentang kehidupan yang kekal setelah kehidupan dunia. Sungguh sayang tidak semua bisa membacanya. Yang bisa membacanya Roh Tuhan sendiri, Guru kita yang tunggal. Yang bertahta di Singgasana Kerajaan Hati kita. Lalu, bagaimana usaha kita untuk mampu membacanya?
Sementara kita membaca Kitab Suci agama kita masing-masing, itu juga sudah cukup. Itu saja kita jarang buka untuk baca. Tapi kalau mau baca Kitab Suci yang ditulis oleh Tuhan, duduklah di Singgasana Kerajaan Hati kita.
Tentu saja untuk duduk di Singgasana Kerajaan Hati kita perlu pembelajaran dan ajaran itu milik Sang Guru Sejati yang dari semula duduk di Singgasana Kerajaan Hati umat manusia.
Yang telah kita tempuh selama 49 hari di bulan tirakatan kita adalah salah satu metode yang diajarkan Sang Guru Sejati pada kita. Baru salah satu metode. Sang Guru Sejati sungguh bijaksana.
Masa "Bulan Tirakatan" kita tahun ini segera berlalu. Kita boleh saling tukar pengalaman dari perjalanan kita melakukan tapa brata. Walaupun misalnya kita tahu bahwa hasil tapa brata sehubungan dengan komunikasi timbal balik dengan yang telah dari semula mendapat perkenan Tuhan duduk di Singgasana Kerajaan Hati itu baru sedikit dan merasa belum lulus karena faktanya demikian, Tuhan melalui Roh-Nya dapat dipastikan akan memberikan bonus pada kita. Hal itu karena kasih-Nya yang tiada berkesudahan.
Berbahagialah kita yang senantiasa menyatukan segenap rencana dan kehendaknya dengan segenap rencana dan kehendak Tuhan. Karena dengan itu akan menjadi sempurna adanya.
Semoga menjadi perkenan-Nya. Amin.
Hari ini, hari terakhir "Bulan Tirakatan" kita. Kita sendiri sudah bisa mengukur seberapa jauh kita berjalan, seberapa setia kita menggapai Kasih Allah. Hanya diri kita sendiri dan Allahlah yang mengetahui. Semakin jauh kita berjalan semakin setia kita menggapai Kasih Allah membuat kita semakin merindukan-Nya. Sungguh kita merindukan Kasih-Nya yang bisa kita rasakan melalui silaturahmi kita kehadirat-Nya.
Semua doa kita pasti dikabulkan dan seluruh ibadah kita melalui tapa brata atau perbuatan baik kita lainnya pasti menjadi catatan tersendiri bagi Allah. Kotak hitam yang biasa ada di pesawat terbang dikelola sendiri oleh Sang Guru Sejati. Di dalam hati kita ada alat perekam yang canggih tiada banding yang selalu merekam apa yang telah kita lakukan termasuk yang masih direncanakan dan dikehendaki. Oleh sebab itu jangan kaget kalau di pengadilan akhir nanti, di saat rekaman itu dibuka, semua rekaman perjalanan hidup kita akan nampak jelas.
Bagaimana halnya saudaraku, dengan rekaman buruk kita yang merupakan catatan tentang tingkah laku kita supaya bisa terhapus dan diganti dengan semua yang baik? Itu kewenangan Sang Guru Sejati/Sang Mardikengrat/Sang Roh Allah yang di saat kita masih hidup di dunia bertahta di Singgasana Kerajaan Hati kita.
Saudaraku, mari kita bersama-sama mengusahakan pada waktu kembali memasuki alam kekekalan nanti dalam minimal dalam keadaan murni. Bebas dari kontaminasi apapun yang yang membuat kedua kaki kita tertancap terus di bumi. Dari saat masih di dunialah semua itu kita perjuangkan. Kenikmatan dunia sangatlah perlu tetapi kenikmatan akhirat lebih perlu lagi. Mengapa demikian? Karena di akhirat itu kekal adanya.
Saudaraku, kini saatnya bapak undur diri dari percaturan tentang Penobatan memasuki kemandirian langkah selanjutnya menjadi teman seperjalanan denganmu. Selamat menduduki Singgasana Kerajaan Hatimu bersama Sang Guru Sejati, menyatu dalam Maha Karya Tuhan. Semoga semuanya menjadi bermanfaat bagi kita. Dalam nama dan kemuliaan Tuhan. Insya Allah.
Salam KBK, Bahagia dan Sejahtera. Amin