[5] [recent] [slider-top-big] [TERBARU]
You are here: Home / Menjumpai dan Mengenali. 2. Pembersihan

Menjumpai dan Mengenali. 2. Pembersihan

| No comment
Pembersihan
oleh Sudjarwo H. Mintorogo 



Pencarianku...
Aku duduk bersimpuh dalam posisi tegak dan... pandangan mataku keujung hidungku.

Mulai kuatur kelembutan alur pernapasanku. Lembut aku menghisap napas, lembut pula napas aku hembuskan.

Berangsur-angsur secara bertahap keliaran pikiranku mulai menjadi terjinakkan. Aku memasuki suasana damai yang hanya aku dapatkan dengan pola pernapasan itu. Damai yang selama ini belum pernah aku rasakan.

Sungguh ajaib.
Ada kenyamanan yang hadir ketika itu.
Aku mengawali laku/perjalanan kontemplasiku.
Kunci Kerajaan Hati anugerah Tuhan kepadaku, ambil dari saku bajuku. Baju agamaku, agama yang aku yakini dalam kehidupanku.

Pintu gerbang Kerajaan Hatiku, kubuka. Aku masuk dengan tenang dan lanjut memasuki Kerajaan Hati.

Kotoran berserakan disegala penjuru Kerajaan Hatiku. Segala macam sampah dan kotoran ada. Aku menyadari diriku kotor penuh noda dan dosa, sarat dengan kesalahan yang membuatku pengap.

Apa yang mesti aku lakukan. Aku bingung, aku tak mengerti, aku takut. Segala kegundahan meggelisahkan aku. Benar-benar aku tak tahu harus berbuat apa.

Tiba-tiba ada suara yang lembut, "mengapa kamu tidak bersihkan Kerajaan Hatimu." Aku tersadar. Aku takut terlalu lama berada dalam ketidakpastian yang mencekam. Aku ingat kasih Tuhan. Maka segera aku bangkit dan menyiapkan alat pembersih.

Tuhan bantu aku membersihkan Kerajaan Hatiku. Tuhan tidak tega membiarkan aku dalam ketidakpastian.

Terima kasih Tuhan. Telah diberikan padaku alat pembersih yang multi dimensi. Segera aku bersihkan. Dalam waktu yang tidak lama... bersih total. Ada kekuatan gaib dari Tuhan yang menyatu dalam diriku.

Kerajaan Hatiku kini bersih.

Cukupkah dengan bersih. Bersih itu tanda-tanda awal dari orang beriman.

Apakah dosaku yang telah aku perbuat, sudah terampunkan? Aku perlu kepastian. Aku ingin terbebas dari dosa yang sungguh membelenggu. Untuk itu segera aku bangkit melantunkan pertobatan yang sungguh-sungguh.