Belengu Keterbatasanku.
oleh Sudjarwo H. Mintorogo
Pancainderaku liar, pikiranku lebih liar lagi. Mungkin harimau di hutan masih tidak seliar pengembaraan pikiranku.
Aku pandang alam sekeliling kuberada, mataku menatap pikiranku merayap. Liar tak berujung dan tidak pula berpangkal. Kemana-mana, tidak terkendali tidak ada habisnya.
Aku dengarkan suara alam. Pikiranku semakin bertambah liar ditambah hiruk pikuk suara yang aku dengar akibat dari aktivitas seisi dunia.
Aku lapar maka aku mencari makanan mengumbar selera pemuas cecapan rasa. Pikiranku bukannya menjadi tenang malahan bertambah liar seperti kuda lepas dari kandangnya.
Aku gelisah, aku resah, aku termenung malah semakin bingung. Tiada berujung tiada berpangkal.
Mengapa semua kejadian yang hadir dalam kehidupanku tidak membuatku tenang tidak membuatku damai. Aku ingin adanya suatu kondisi yang ditetapkan membuat aku setidaknya bisa menikmati, hidup, kehidupan dan penghidupanku.
Aku bertanya dan aku ingin jawaban dan kepastian.
Aku bertanya:
1. Siapakah aku?
2. Untuk apa aku dilahirkan?
3. Apakah tugas hidup, kehidupan dan penghidupanku?
Aku sudah bertanya kesana kemari pada siapapun yang aku jumpai, kepada seisi alam semesta. Tak ada jawab yang memuaskan.
Akhirnya aku berlari kembali kedalam diriku sendiri. Aku mencari kedalam diriku sendiri. Dalam kelelahan ku aku menuju Kerajaan Hatiku. Hasrat menjumpai dan mengenali keberadaanku tak terbendung lagi.
oleh Sudjarwo H. Mintorogo
Pancainderaku liar, pikiranku lebih liar lagi. Mungkin harimau di hutan masih tidak seliar pengembaraan pikiranku.
Aku pandang alam sekeliling kuberada, mataku menatap pikiranku merayap. Liar tak berujung dan tidak pula berpangkal. Kemana-mana, tidak terkendali tidak ada habisnya.
Aku dengarkan suara alam. Pikiranku semakin bertambah liar ditambah hiruk pikuk suara yang aku dengar akibat dari aktivitas seisi dunia.
Aku lapar maka aku mencari makanan mengumbar selera pemuas cecapan rasa. Pikiranku bukannya menjadi tenang malahan bertambah liar seperti kuda lepas dari kandangnya.
Aku gelisah, aku resah, aku termenung malah semakin bingung. Tiada berujung tiada berpangkal.
Mengapa semua kejadian yang hadir dalam kehidupanku tidak membuatku tenang tidak membuatku damai. Aku ingin adanya suatu kondisi yang ditetapkan membuat aku setidaknya bisa menikmati, hidup, kehidupan dan penghidupanku.
Aku bertanya dan aku ingin jawaban dan kepastian.
Aku bertanya:
1. Siapakah aku?
2. Untuk apa aku dilahirkan?
3. Apakah tugas hidup, kehidupan dan penghidupanku?
Aku sudah bertanya kesana kemari pada siapapun yang aku jumpai, kepada seisi alam semesta. Tak ada jawab yang memuaskan.
Akhirnya aku berlari kembali kedalam diriku sendiri. Aku mencari kedalam diriku sendiri. Dalam kelelahan ku aku menuju Kerajaan Hatiku. Hasrat menjumpai dan mengenali keberadaanku tak terbendung lagi.